Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hanan Wiyoko
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Mitos letusan Kawah Timbang pada Selasa legi atau manis tak terbukti. Di kalangan masyarakat Batur tumbuh kepercayaan kawah bisa meletus pada hari petungan Jawa itu.
"Dahulu 32 tahun lampau,kawah Sinila meletus pada weton Selasa legi. Dari pengalaman itu warga memiliki petungan (perhitungan,Red) kawah bisa meletus pada hari ini," kata Budi (33), warga Batur, Banjarnegara, Selasa (7/6/2011).
Namun, mitos dari mulut ke mulut itu sempat diyakini oleh warga setempat. Semalam, menjelang mahrib atau memasuki hari Selasa legi penduduk Dusun Sumbar yang sebelumnya mengungsi jadi berpindah ke pengungsian. Warga yang meyakini mitos itu dengan sendirinya meninggalkan rumah.
Meski demikian tak semua warga di kawasan zona merah percaya mitos Selasa legi. Torip Wiryo Suripto (66), warga Dusun Simbar adalah salah seorang dari banyak warga yang tak percaya. Pensiunan guru agama itu mengatakan letusan Kawah Sinila pada Selasa legi, 20 Februari 1979 tak berkaitan dengan aktivitas Kawah Timbang. "Tak ada itu letusan Kawah Timbang Selasa legi," katanya.
Mitos letusan Selasa legi juga dibantah Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujiarjo. Saat ditelpon, dia malah terkekeh mendapat pertanyaan semacam itu. "Percaya saja sama pengamatan petugas yang dilakukan secara ilmiah dan terukur," katanya.
Dari catatan petugas di pos pengamat Gunung Api Dieng, pada hari kesembilan status Siaga aktivitas vulkanik dan gas beracun mengalami penurunan. Pengamatan visual pada Selasa pagi tak terlihat asap putih dari arah Kawah Timbang. Sementara itu, gas CO2 juga mengalami penurunan konsentrasi dari 1,95 persen volumen menjasi 1,07 persen volume.
"Meski mengalami penurunan kami tak mau buru-buru menurunkan status. Kita akan evaluasi hingga tiga hari kedepan," kata Kabid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG, Hendrasto.
sumber
No comments:
Post a Comment